ada kesedihan ini, yang mengebor lubang di hatiku. besar dan dalam, ia tak dapat ditambal oleh apapun.
a constant peace seeker
ada kesedihan ini, yang mengebor lubang di hatiku. besar dan dalam, ia tak dapat ditambal oleh apapun.
This is my first time writing a reflection (that serves as a reminder for me too) with the basis of Al-Quran and Hadith. So, as a non-religious person, I plead to anyone who read this to remind and correct me if I made any mistake in quoting an ayah (verse), translating it, or interpreting it. Bismillahirrahmanirrahim.
This novel is one of those novel that is hard to read. It makes my heart heavy. The story is set in 2011-2012 Syrian Civil War, where Salama is one of the survivor of the cruel dictatorship.
i spent this month crying everyday. i know i cry from time to time, but lately it’s almost like i don’t skip a dose of my daily surprise crying session.
"gy ap4h"
"lg ngerjain kasus niech"
"kasus paan sie"
"kasus klien lah. duh urusan personal blm kelar udh ngurusin idup orang ya. tp lbh gmpg ngurus idup orang e hhe"
"km mang terlahir ntuk itu"
"terlahir utk apa"
"menolong rang orang laen. km kan dewi jangan lupa"
Tadi pagi, video di atas lewat di beranda Tiktok-ku. Nonton videonya aja udah bikin tersentuh, tapi baca komennya bikin makin terenyuh karena ternyata banyak orang yang ngerasa dihargai dan diperhatiin lewat video ini.
"Ya Allah, ternyata aku orang yang sangat disayang..." pikirku di pertengahan hari ini, yang mendorong jari-jariku untuk mengetik belasan hal baik mulai beberapa waktu lalu ke dalam catatan di HP.