Tuesday 4 June 2024

ada kesedihan ini

ada kesedihan ini, yang mengebor lubang di hatiku. besar dan dalam, ia tak dapat ditambal oleh apapun.

ada kesedihan ini, yang tak dapat kutunjukkan oleh siapapun. bukan karena tak mau, namun karena tak mampu. di dasar tawa dan candaku ia mengendap. mengganjal, seperti perasaan lega yang berdosa di acara pemakaman.

ada kesedihan ini, yang tak dapat kutangani lagi. ia kulipat dalam saku di jaketku, yang melindungiku dari panasnya matahari dan dinginnya angin, sembari memberiku tampilan yang memukau. ia berat dan membebani langkahku, tapi tak menghentikanku.

aku tahu kau tak melihatnya, maka maafkan aku karena membohongimu. tak seharusnya kukatakan aku baik-baik saja, karena aku tak baik-baik saja. aku kehabisan kata-kata, dan saat ini kata-kata pun terasa kehilangan makna. wajarkah jika aku berharap kau bisa melihat menembus topengku, agar kau tidak terkecoh?

karena sejujurnya, kesedihan ini memangsaku hidup-hidup. ia hampir tak menyisakan ruang bagi rasa bahagia. kadang aku percaya kesedihan ini membuatku mati dari dalam. ia mengambil banyak bagian dari diriku dan ia, menjadi bagian dari diriku.

kesedihan ini adalah luka menganga yang setiap detik kujahit, tapi tak berhasil menutup. dengan luka terbuka, aku melangkah demi masa. sebagaimana aku, tidak akan kubiarkan rasa sedihku menghentikanku. kesedihan yang mendalam membutuhkan kebahagiaan yang radikal sebagai penawar. maka, di sinilah aku.

di sinilah aku bertahan dan melawan. karena aku menolak hanyut dalam kehampaan. karena aku mendapatkan energi dari mencari kebermaknaan. karena hidup tidak menunggu dan terus berjalan. karena aku bukanlah budak dari sang kesedihan. karena aku kuat, sampai tuhan tidak berkenan.

aku tahu yang kulakukan adalah overkompensasi, suatu bentuk manipulasi. kebohongan yang membuatku dijuluki sang pemancar kebahagiaan. sang berhati tulus dan lembut. sang tegar dan tak goyah. sang pembuat tawa. sang optimis, sang penderma senyum yang manis. mungkin aku membohongi diriku lebih dari aku membohongi siapapun dengan mengakali benakku untuk berpikir bahwa semuanya baik-baik saja, atau setidaknya akan baik-baik saja. faktanya, tak ada yang memberikan jaminan bahwa janji manis itu bahkan separuhnya benar.

tapi kurasa kau tak berhak menyalahkanku. aku hanya mencoba mengisi kehampaan yang enggan meninggalkanku. aku hanya mencoba untuk mencintai hidup. aku hanya mencoba membagikan kasih sayangku kepada sesama makhluk. aku hanyalah sebuah entitas penuh kesedihan yang tak ingin dikasihani. yang kuinginkan hanya melawan kesedihan itu dengan kasih sayang, kebahagiaan, dan kebersyukuran. yang eksesif, jika diperlukan. aku berharap tuhan memberikanku kesempatan untuk menjaga harapan-harapanku yang tersisa.

dan jika dunia memberitahuku untuk mengubur keterbukaan dan optimismeku, maka kukatakan: persetan, aku akan merayakan kesedihan ini tanpa keinginan untuk bersedih.

No comments:

Post a Comment